Cari Blog Ini

Rabu, 11 Juni 2014

Writing Claim Letter

A claim letter  is a letter that you write to a company to point out a problem. Some problems thatyou write about in claim letters include: receiving the wrong products, receipving damaged products, or receiving an incorrect invoice.
Before you write the letter, make sure you have all the information about the problem. If necessary, contact other people in your company. Ask them if they have anything to add.

The body of a claim letter generally has four parts
Part
Content
Opening
Explain the problem
Focus
Give your reaction
Action
Give a solution
closing
Thanks the reader

Example:

May 20, 2014
Ms. Rosali Roger
Customer Service Manager
New Tech Answers
234 Liberty Road
Philadelphia, PA 19148

Dear Ms. Roger:
In a recent shipment from New Tech Answer, there were two problems: we receipt the wrong manuals and our account was incorrectly biled.
On April 5, we placed the following order: one copy of TM-0035-3 and one copy of TM-0045-6. On May 10, we received two copies of TM-0055-3. We did not receive TM-0035-3 or TM-0045-6.
We are returning under separate cover the two copies of TM-0055-3.
Please send us the two (2) manuals that we ordered. Also, please correct our account, no. 594-NT. The invoice was for US $ 32.50 (thirty two United State dollars and fifty cents). The correct invoice total should be Can$32.50 (thirty two Canadian dollars and fifty cent) or at today’s exchange rate, US$ 22.18 (twenty two United dollars and eighteen cents).
Thank you for your attention to this matter.

Cordially yours,
Mikki Park
Mikki Park
Purchasing Supervisor

Enclosure: Invoice (photocopy)

The body of a claim letter generally

Part
Content
Example
Opening
Explain the problem
In a recent shipment from New Tech Answers, there were two problems: we received the wrong manuals and our account was incorrectly bilied.
Focus
Give your reaction
We are returning under separate cover the two copies of IM-0035-3.
Action
Give a solution
Please send us the two (2) manuals that we ordered. Also please correct our account no. 594-NT.
closing
Thanks the reader
Thank you for your attention to this matter.




Reference

Lougheed, Lin. (2003). BUSINESS CORRESPONDENCE A Guide to Everyday Writing, Secound Edition. United State of America: Pearson Education, Inc. 

Jumat, 23 Mei 2014

Pengaruh Evaluasi-Diri Terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris Dalam Bidang Bisnis

Oleh: Fersia Amelia B.
Nindy Sulistia
Sheily Nur Fajriah

BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum, pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia masih perlu terus ditingkatkan kualitas dan efektivitasnya, mengingat di satu sisi kemampuan rata-rata berbahasa Inggris kita belum memadai sedangkan di sisi lain, Bahasa Inggris adalah bahasa pergaulan dunia dan bahasa ilmu pengetahuan, sehingga sudah selayaknya kita dapat berbahasa Inggris dengan lebih baik. Kemampuan menulis Bahasa Inggris adalah salah satu kemampuan berbahasa yang dianggap paling kompleks karena melibatkan berbagai kemampuan kognitif dan linguistik. Dalam konteks pembelajaran bahasa asing/bahasa kedua, Gardner (2001) mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah salah satu dari tiga faktor paling penting yang menentukan keberhasilan belajar, selain faktor motivasi dan bakat. Demikian pentingnya strategi pembelajaran, sehingga dipandang perlu adanya suatu kajian tentang efektivitas strategi pembelajaran  terhadap kemampuan berbahasa.
Secara konvensional, pembelajaran menulis dilakukan dengan pendekatan proses dimana mahasiswa mengembangkan karangan secara bertahap mulai dari penggalian ide hingga merevisi karangan. Proses itu sendiri tidak terlalu jelas tahapannya, namun secara umum meliputi kegiatan penggalian ide, penyusunan draf, dan perbaikan/revisi. Pengamatan perhadap pembelajaran menulis tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pemantauan yang pasti terhadap proses menulis, dalam arti, proses yang dilakukan dengan susah payah tersebut hanya diakui melalui penilaian terhadap produknya, yaitu draf terakhir atau hasil karangan. Padahal, optimalisasi proses belajar sangat penting untuk (1) mendapat hasil yang diinginkan, (2) membentuk mahasiswa sebagai the owner of learning, (3) menjadikan mahasiswa risk takers, (4) dengan demikian menjadikan mereka autonomous learners. Dengan demikian, pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang bermakna, yaitu yang benar-benar membangun life skills. Dengan alasan itu, sangat penting dilakukan pemantauan proses belajar secara terprogram.
Di zaman modern sekarang ini Bisnis merupakan pilihan utama dalam mencari atau menciptakan usaha ,itu semua karena dunia bisnis merupakan dunia yang paling berpeluang untuk mendapatkan keuntungan banyak.Dari pada menjadi pegawai negeri yang menerima gaji pas-pasan seorang pebisnis bisa menentukan sendiri gajinya .
Namun dalam berbisnis kita sangat membutuhkan komunikasi.Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peran tersendiri dalam bisnis..Sebagai warga Indonesia tentunya kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional ,kita tahu bahwa bahasa Indonesia juga sudah diajarkan dari Taman Kanak-kanak sampai dengan Perguruan Tinggi.namun apa saja peran bahasa i di bidang bisnis dalam makalah ini penulis berusaha menelaah masalah tersebut.
Sesuai dengan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah yang di buat adalah:
1.      Apa Pengertian dari Bahasa?
2.      Manfaat penggunaan bahasa dalam kehidupan?
3.      Apakah Evaluasi-Diri berpengaruh terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris?
4.      Apa itu pengertian dari Bisnis?
5.      Peran Bahasa di bidang bisnis?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan salah satu hal penting dalam berkomunikasi. Berikut ini adalah pengertian dan definisi bahasa menurut para ahli:
1. Bill Adams
Bahasa adalah sebuah sistem pengembangan psikologi individu dalam sebuah konteks inter-subjektif.
2. Wittgenstein
Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis.
3.Ferdinand De Saussure
Bahasa adalah ciri pembeda yang paling menonjol karena dengan bahasa setiap kelompok sosial merasa dirinya sebagai kesatuan yang berbeda dari kelompok yang lain.
 4.Plato
Bahasa pada dasarnya adalah pernyataan pikiran seseorang dengan perantaraan onomata (nama benda atau sesuatu) dan rhemata (ucapan) yang merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut.
 5.Bloch & Trager
Bahasa adalah sebuah sistem simbol yang bersifat manasuka dan dengan sistem itu suatu kelompok sosial bekerja sama.
6. Carrol
Bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.
7.Sudaryono
Bahasa adalah sarana komunikasi yang efektif walaupun tidak sempurna sehingga ketidaksempurnaan bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi salah satu sumber terjadinya kesalahpahaman.
8.Saussure
Bahasa adalah objek dari semiologi.
9.Mc. Carthy
Bahasa adalah praktik yang paling tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
10.William A. Havilland
Bahasa adalah suatu sistem bunyi yang jika digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu.
Bila dilihat dari beberapa definisi dan pengertian mengenai bahasa menurut beberapa ahli diatas, kita bisa melihat bahwa terdapat perbedaan definisi tentang bahasa dimana definisi dari setiap ahli tergantung dengan apa yang ingin ditekankan oleh setiap tersebut. Namun meskipun terdapat perbedaan, nampaknya disepakati bersama bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi  yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat atau pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.
2.2 Evaluasi Diri
Dalam kaitannya dengan pembelajaran bahasa, utamanya dalam pembelajaran bahasa asing/kedua, Bachman dan Palmer (1996) mengatakan bahwa kebermaknaan tugas-tugas pembelajaran bahasa (meaningfulness of language learning tasks) dicirikan oleh pelibatan lima unsur, yaitu pengetahuan tentang topik tugas, kemampuan bahasa, pelibatan atribut personal seperti tingkat minat, skemata afektif yaitu interseksi antara tingkat kesulitan tugas dan kemampuan yang dimiliki, dan strategi pemecahan masalah. Untuk optimalisasi pelibatan kelima unsur tersebut, diperlukan suatu evaluasi diri.
Evaluasi diri adalah pelibatan pebelajar dalam menentukan standara dan/atau criteria untuk menilai karyanya sendiri, sehingga dapat menentukan sejauhmana karyanya tersebut telah mencapai standar atau kriteri yang ditetapkan (Boud 1991 dalam Brew 1999). Definisi ini menunjukkan dua elemen yang ada pada setiap proses asesmen, yaitu penentuan standar terkait dengan criteria tertentu, dan penilaian terhadap karya berdasarkan standard an criteria tersebut. Brew lebih lanjut mengatakan, bahwa kemampuan untuk secara kritis menilai karya sendiri dapat menjadi salahsatu tujuan di pendidikan tinggi. Hal ini dapat dipahami mengingat di perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi dan kesadaran tentang eksistensi dirinya. Jadi, evaluasi diri adalah suatu cara untuk melihat kedalam diri sendiri. Melalui evaluasi diri pebelajar dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement goal). Dengan demikian, pebelajar lebih bertanggungjawab terhadap proses dan pencapaian tujuan belajarnya.
Rolheiser dan Ross (2005) mengajukan suatu model teoretik untuk menunjukkan kontribusi evaluasi diri terhadap pencapaian tujuan. Model tersebut menekankan bahwa, ketika mengevaluasi sendiri performansinya, peserta didik terdorong untuk menetapkan tujuan yang lebih tinggi (goals). Untuk itu, peserta didik harus melakukan usaha yang lebih keras (effort). Kombinasi dari goals dan effort ini menentukan prestasi (achievement); selanjutnya prestasi ini berakibat pada penilaian terhadap diri (self-judgment) melalui kontemplasi seperti pertanyaan, ‘Apakah tujuanku telah tercapai’? Akibatnya timbul reaksi (self-reaction) seperti ‘Apa yang aku rasakan dari prestasi ini?’
Goals, effort, achievement, self-judgment, dan self-reaction dapat terpadu untuk membentuk kepercayaan diri (self-confidence) yang positif. Kedua penulis menekankan bahwa sesungguhnya, evaluasi diri adalah kombinasi dari komponen self-judgment dan self-reaction dalam model di atas.
Penulis meyakini bahwa evaluasi diri dapat meningkatkan hasil belajar, karena kegiatan evaluasi diri: a) dapat memusatkan perhatian pebelajar pada tujuan pembelajaran, b) memberikan informasi pada guru mengenai hal-hal yang masih kurang atau belum tercapai dalam pembelajaran, c) dapat lebih meningkatkan perhatian pebelajar pada asesmen, dan d) meningkatkan motivasi pebelajar.
2.3 Menulis Bahasa Inggris
Kegiatan menulis, khususnya menulis Bahasa Inggris, adalah suatu proses kognitif dan kreatif yang terjadi secara berulang-ulang tetapi tidak linier. Proses menulis adalah suatu kegiatan kognitif. Sebagai suatu proses kognitif, menulis adalah suatu alat yang digunakan untuk menuangkan buah pikiran. Secara kognitif, di dalam pikiran terdapat suatu skema yang mengandung potensi makna. Potensi ini berkembang karena adanya stimulus dari luar dan akan terjadi suatu transaksi antara potensi itu dengan pengaruh luar tersebut. Jadi untuk berkembang dengaan optimal, diperlukan faktor mediasi (Confrey, 1995), yaitu suatu intervensi lingkungan yang membangkitkan potensi yang ada dan menjadikannya suatu kemampuan.
Menulis juga suatu proses kreatif. Kreativitas dikaitkan dengan fungsi dasar manusia, yaitu berpikir, merasa, menginderakan, dan intuisi (Semiawan, 1997). Kreativitas merupakan ekspresi tertinggi dari sintesa atas semua fungsi dasar manusia tersebut. Kreativitas dalam proses menulis tercermin dari topik yang dipilih, cara mengembangkan alur (plot) tulisan, serta pemilihan kosakata dan pola-pola kalimat yang menunjukkan gaya (style) seorang penulis. Hasil transaksi tersebut merupakan sesuatu yang baru dan unik. Karena peran unsur kreativitas ini, setiap karya tulis tidak pernah ada yang persis sama satu sama lain. Keunikan suatu karya tulis mencerminkan kreativitas penulisnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tulisan adalah refleksi dari pikiran kreatif, dan karena ia merupakan hasil transaksi maka ia sekaligus juga mengembangkan pikiran (menambah skema yang telah ada sebelumnya). Secara umum, ramuan kognitif dan kreatif di atas dalam proses menulis dapat dilihat pada tiga tahap utama proses menulis, yaitu pramenulis, menulis, dan merevisi.
Berdasarkan kajian teori di atas, kemampuan menulis merupakan suatu kemampuan yang dihasilkan dari suatu proses menulis yang melibatkan faktor kognitif dan kreativitas dimana potensi yang dimiliki dan pengaruh faktor lingkungan bertransaksi untuk membentuk kemampuan menulis yang mencakup lima dimensi kemampuan yaitu kemampuan menemukan ide (isi) tulisan, susunan/organisasi ide, struktur kalimat, kosakata dan gaya (style), dan mekanik.
2.4 Manfaat Bahasa dan Perkembanganya dalam Masyarakat
   1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian utama kita.
   2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia (berbisnis).
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup berkelompok dan membentuk lingkungan pergaulan yang tentunya mereka tinggal di dalamnya, bekerja dan mencari kebutuhan hidup. Dari sinilah bahasa itu berfungsi sebagai alat untuk bekerja sama satu sama lain.
   3. Alat mengidentifikasi diri.
Dengan bahasa kita bisa mengidentifikasikan diri kita pada orang lain, tentang bagaimana kita, perasaan, keinginan, dll.
Bahasa bisa punah karena kebanyakan bahasa didunia ini tidak statis. Bahasa-bahasa itu berubah seiring waktu, mendapat kata tambahan, dan mencuri kata-kata dari bahasa lain. Bahasa hidup dan berkembang ketika masyarakat menuturkannya sebagai alat komunikasi utama. Ketika tidak ada lagi masyarakat penutur asli suatu bahasa disebut bahasa mati atau punah, meskipun masih ada sedikit penutur asli yang menggunakan tetapi generasi muda tidak lagi menjadi penutur bahasa tersebut.
Banyak situasi yang menyebabkan bahasa punah. Sebuah bahasa punah ketika bahasa itu berubah bentuk menjadi famili bahasa-bahasa lain.Orang indonesia kini boleh jadi tidak mengerti bahasa melayu yang digunakan di indonesia awal abad ke-20. Karena bahasa indonesia saat ini berasal dari bahasa melayu yang telah mengalami infusi kata-kata bahasa asing. Bisa dikatakan bahasa melayu bermetamorfosis dalam bahasa indonesia. Kelak kalau bahasa indonesia makin berkembang dan demikian pula bahasa melayu malaysia kemungkinan bahasa melayu akan punah.
Karena pengaruh globalisasi dan IPTEK menyebabkan masyarakat indonesia menganggap bahasa indonesia itu tidak gaul dan terlalu formal.Hal tersebut mengakibatkan bahasa Indonesia sering dicampur dengan kata-kata yang tidak formal dan itu mengakibatkan banyak anak muda Indonesia bahkan anak kecil tidak bisa mengucapkan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2.5 Pengertian Bisnis
Berikut ini adalah pengertian bisnis menurut para ahli :
1. Brown dan petrello (1976)
“Business is an institution which produces goods and services demanded by people”Artinya perusahaan atau bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka lembag bisnispun akan meningkat pula perkembanganya untuk memenuhi kebutuhan tersebut,sambil memperoleh laba.
2. Steinford (1978)
“Business is all those activities involved in providing the goods and services needed or desired by people”.Dalam pengertian ini bisnis sebagai aktivitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.dapat dilakukan oleh organisasi perusahaan yang memiliki badan hokum,perusahaan yang memiliki badan usaha, maupun perorangan yang tidak memiliki badan hokum maupun badan usaha seperti pedagang kaki lima,warung yang tidak memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU)dan Surat izin Tempat Usaha (SIUP) serta usaha informal lainya.
3. Allan Afuah (2004)
Bisnis  merupakan sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk menciptakan dengan cara mengembangkan dan mentransformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau jasa yang diinginkan konsumen.
Dari beberapa pengertian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa bisnis adalah bisnis adalah suatu unit kegiatan komunikasi 2 orang atau lebih  yang melakukan aktivitas pengolahan faktor-faktor produksi, untuk menyediakan barang-barang dan jasa bagi masyarakat, mendistribusikanya serta melakukan upaya-upaya lain dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.
Dari pengertian tersebut kita dapat menguraikan lebih rinci tentang fungsi-fungsi perusahaan:
a. Menghasilkan barang dan jasa
Adanya kebutuhan yang harus dipenuhi mendorong perusahaan menciptakan barang dan jasa pemuas kebutuhan. Barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan nantinya disalurkan kepada pelaku ekonomi yang lain.
1. Rumah tangga. Penyaluran barang dan jasa hasil produksi kepada rumah tangga dapat dilakukan secara langsung maupun melalui distributor.
2. Pemerintah. Pemerintah membutuhkan barang dan jasa hasil produksi untuk mendukung jalannya kegiatan pemerintah dalam rangka melayani masyarakat. Penyaluran ini juga dapat dilakukan secara langsung atau melalui pasar barang.
3. Perusahaan lain. Adakalanya barang dan jasa yang diproduksi suatu perusahaan diperlukan oleh perusahaan lain sebagai bahan baku, bahan pembantu, bahan setengah jadi, atau bahkan sebagai modal. Contohnya perusahaan kain akan memasok hasil produksi pada perusahaan garmen.
4. Masyarakat luar negeri. Selain untuk produksi dalam negeri, barang dan jasa perusahaan juga digunakan oleh masyarakat luar negeri. Pembelian dan pengiriman barang dan jasa akan menimbulkan kegiatan ekspor.
b. Sebagai pengguna faktor produksi
Bagaimana perusahaan dapat menghasilkan barang dan jasa? Perusahaan harus mengolah faktor produksi menjadi barang dan jasa. Faktor produksi tersebut berupa tenaga kerja, sumber daya alam, dan modal. Faktor produksi tersebut disediakan oleh rumah tangga. Untuk semua faktor produksi yang telah disediakan, perusahaan akan memberikan balas jasa kepada rumah tangga. Balas jasa tersebut berupa upah atau gaji, sewa, bunga, dan laba. Pembelian faktor produksi ini kadang juga melibatkan masyarakat luar negeri, baik berupa tenaga ahli, pinjaman modal, barang-barang modal, maupun bahan baku.
c. Mambayar pajak kepada pemerintah
Perusahaan juga merupakan bagian dari masyarakat umum. Dengan demikian, perusahaan ikut memanfaatkan fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah. Oleh karena itu pula, perusahaan harus membayar pajak kepada pemerintah sebagai bukti partisipasinya terhadap pembangunan.
d. Sebagai agen pembangunan ekonomi
Kegiatan ekonomi yang dilakukan perusahaan ternyata membawa pengaruh yang besar terhadap pembangunan ekonomi. Dari kegiatannya perusahaan telah membantu pemerintah dalam hal menyediakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan membangun berbagai fasilitas ekonomi.
2.6 Peran Bahasa di Bidang Bisnis
Melihat fungsi bahasa yang ke 2 yaitu sebagai alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia (berbisnis) tentu bahasa mempunyai peran penting dalam dunia bisnis.Bisnis sendiri memang punya berbagai macam fungsi yang sangat penting baik itu bagi pengusaha itu sendiri,masyarakat juga Negara.
Oleh karena itu bisnis yang baik harus ditunjang dengan bahasa yang baik pula.Di masa sekarang ini bahasa sangat penting apalagi perilaku manusia tentu bisa dilihat dari bahasa yang mereka ucapkan.Oleh karena itu banyak perusahaan di Indonesia menggunakan bahasa dalam prasyarat bagi pelamar kerja.Bisa kita lihat juga dalam kurikulum pendidikan bahasa dimasukkan dalam Ujian Nasional (bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris).oleh karena itu kita tidak bisa meremehkan bahasa.
Di bidang bisnis biasanya bahasa digunakan sebagai alat promosi dan juga pemasaran. Contohnya iklan suatu produk tanpa adanya bahasa yang baik dan menarik tentu masyarakat tidak akan tertarik pada produk tersebut.dalam komunikasi antar pegawai dan bos tentu juga memerlukan bahasa ,pegawai yang komunikatif serta sopan tentu akan lebih dihormati dan disegani baik oleh pegawai lain maupun oleh atasan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.      Bahasa adalah alat komunikasi untuk berinteraksi dengan manusia lainya.
2.       Bisnis adalah suatu unit kegiatan komunikasi 2 orang atau lebih  yang melakukan aktivitas pengolahan faktor-faktor produksi, untuk menyediakan barang-barang dan jasa bagi masyarakat, mendistribusikanya serta melakukan upaya-upaya lain dengan tujuan memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.
3.      Evaluasi diri sebagai salahsatu jenis asesmen otentik terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya perkuliahan menulis.
4.      Dengan penerapan teknik evaluasi diri secara optimal dalam pembelajaran menulis, dapat ditingkatkan hasil belajar menulis siswa, efisiensi waktu pembelajaran di kelas karena siswa dapat bekerja di luar kelas dengan pedoman ceklis evaluasi diri, dan dapat mendidik siswa untuk merasakan ownership atas kinerja dan karyanya, dan belajar mengambil resiko atas belajarnya (risk-taking) melalui kegiatan pembelajaran mandiri berbantuan ceklis evaluasi diri. Semua ini dapat melahirkan autonomous learners, yang merupakan tujuan akhir dari suatu proses pembelajaran.
5.      Dalam implementasinya pada pembelajaran, kegiatan evaluasi diri ternyata tidak instant-effective. Hal ini disebabkan oleh paling tidak tiga hal. Pertama, faktor budaya pendidikan kita yang hingga kini masih bersifat top-down, dimana siswa sangat tergantung pada gurunya. Orientasi tradisional ini lebih lagi terlihat pada kegiatan penilaian dimana siswa merasa tidak berhak menilai dirinya. Bagi mereka, satu-satunya agen penilai adalah guru. Kedua, faktor psikologis, dimana siswa merasa tidak mampu melakukan penilaian dan jika hal tersebut ditugaskan padanya akan menimbulkan rasa cemas. Ketiga, dari kedua faktor di atas, menimbulkan masalah pengelolaan pembelajaran (pedagogik), yaitu kesulitan dalam mengajar siswa melakukan evaluasi diri karena mereka dihalangi oleh dua faktor di atas.
6.      Mengingat pentingnya evaluasi diri dalam pembelajaran, dan besarnya tantangan dalam memulai mengimplementasikannya, diperlukan suatu mekanisme bertahap dalam fase-fase.

DAFTAR PUSTAKA

Bachman, L. F. & Palmer, A. (1996). Language Testing in Practice. Oxford: Oxford University Press.
Semiawan, C. (1997). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo.
Buchori, M. (2000). Pendidikan Antisipatoris. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Gardner, R.C. (2001) Language Learning Motivation, the Student, the Teacher, and the Researcher. Available at http://publish.uwo.ca/~gardner/
Marhaeni, A.A.I.N. (2005). Pengaruh Asesmen Portofolio dan Motivasi Berprestasi terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha (laporan penelitian).


Jumat, 27 Desember 2013

Contoh Kasus Bisnis Online

Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) menetapkan tiga jenis pelanggaran hukum yang terjadi dalam memanfaatkan sistem komunikasi teknologi informasi atau dikenal dengan istilah kejahatan di “dunia maya”. Dirjen Aplikasi Telematika, Departemen Komunikasi dan Informasi (Depkominfo) RI, Ir. Cahyana Ahmadjayadi mengatakan bahwa jenis pelanggaran itu diatur dan ditentukan sanksi hukumnya dalam RUU Informasi dan transaksi elektronik (ITE) yang akan disahkan DPR. Hal itu disampaikannya terkait pembahasan RUU ITE yang tengah dilakukan DPR dan kini dalam tahap sosialisasi kepada publik dengan melibatkan pemerintah (Departemen Komunikasi dan Informasi RI). Kejahatan itu meliputi pelanggaran isi situs web, pelanggaran dalam perdagangan secara elektronik dan pelanggaran bentuk lain.
Kejahatan dalam perdagangan secara elektronik (e-commerce) dalam bentuk penipuan online, penipuan pemasaran berjenjang online dan penipuan kartu kredit. Menurut Cahyana, penipuan online ciri-cirinya harga produk yang banyak diminati sangat rendah, penjual tidak menyediakan nomor telepon, tidak ada respon terhadap pertanyaan melalui e-mail dan menjanjikan produk yang sedang tidak tersedia. Risiko terburuk bagi korban kejahatan ini adalah telah membayar, namun tidak mendapat produk, atau produk yang didapat tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Seperti kasus yang akan saya bahas secara langsung di artikel ini.
Kebetulan kisah ini saya alami sendiri selaku reseller yang berbisnis menggunakan aplikasi B*M dengan fitur Group di dalamnya. Kejadian ini saya alami pada akhir tahun 2012. Pada saat itu saya memiliki beberapa supplier yang memang terpercaya dan saya sudah sering men-dropship atau bahkan menstok barang (pakaian) di rumah. Dengan saya bergabung dalam group supplier, tidak sedikit juga bermunculan supplier-supplier atau reseller lain yang ikut mengundang saya untuk pertemanan dalam aplikasi B*M tersebut. Kejadian yang saya alami adalah antara saya selaku reseller dengan pelaku penipu yang juga reseller.
Awalnya saya melihat update B*Mnya yang terbilang aktif memasarkan pakaian-pakaian hijab, yang pada saat itu saya memang tidak memiliki koleksi hijab untuk diperdagangkan dan saya berniat mencari supplier hijab. Pelaku menawarkan harga yang cukup standar dan masih dibilang wajar. Karena saya tertarik akhirnya saya mulai bertanya-tanya secara lebih detail, karena saya berharap tidak akan tertipu oleh supplier yang salah. Pelaku pun menjawab dengan detail sesuai yang saya harapkan. Informasi mengenai pelaku telah saya miliki semua, dan dari profilnya cukup meyakinkan dengan pelaku yang terlihat berhijab pula. Pada saat itu saya tidak langsung mengorder pada pelaku, karena saya ingin berhati-hati sambil memantau lebih lanjut. Namun ternyata pada kenyataannya saya terlalu cepat mempercayainya untuk bekerjasama dalam bisnis yang saya lakukan ini.
Saya mengorder pakaian dengan harga yang cukup lumayan sebanyak 2-3 buah pakaian hijab. Di awal pelaku meyakinkan bahwa ketiga barang yang saya inginkan telah tersedia. Keesokannya saya mentransfer uang sejumlah yang ditentukan dan mengirim buktinya langsung pada pelaku, dan pelaku itu meyakinkan untuk segera dikirim. Saya percaya dan menunggu konfirmasi resi (nomer seri pengiriman) sampai keesokan harinya. Namun tiba-tiba pelaku menyatakan bahwa ada kecacatan dan menawarkan memilih warna lain. Saya mempercayai dan saya lakukan itu. Keesokkan harinya lagi, pelaku menyatakan bahwa barangnya kosong dan meminta saya menunggu seminggu sampai barang ready kembali. Saya mulai merasa kejanggalan, dan meminta uang dikembalikan namun lagi-lagi pelaku meyakinkan untuk sabar menunggu dan saya coba tetap percaya.
Setelah berminggu-minggu bahkan 2 bulan lebih tidak ada kabar jelas dan pasti saya memutuskan untuk membatalkan pesanan dan meminta uang dikembalikan. Bukan uang yang saya dapatkan tapi pin b*m saya di delete contact dan sms bahkan telepon saya diabaikan. Lebih buruknya lagi, b*m di-ignore dan  facebook di-block. Pada saat itu saya langsung pesimis, karena untuk mendatangi ke lokasinya pun sangat jauh karena berbeda kota yang lumayan perjalanannya (Depok-Jawa) dan tidak mungkin juga saya harus melaporkannya pada pihak berwajib yang dimana hanya skala kecil. Dan akhirnya saya lebih menjadikannya sebagai pelajaran sebagai pemula dalam bisnis ini. Tidak menghilangkan tanggung jawab saya atas kepercayaan para konsumen saya, akhirnya saya menggantikan uang mereka dengan uang pribadi disertai maaf atas kekecewaan mereka. Untungnya dengan kepercayaan mereka yang menguatkan saya untuk tetap bangkit dan tidak menyesalinya begitu dalam, saya dapat merelakannya. Kini bisnis saya tetap berjalan lancar dan saya dapat lebih berhati-hati dalam menetapkan supplier. Diharapkan ini juga mampu menjadi pelajaran bagi pembisnis-pembisnis online yang baru belajar memulai maupun yang sudah lebih besar dari saya. Kemungkinan kemiripan atas kasus saya mohon maaf, dan ini hanya kebetulan semata. Terima kasih. ^^