Sabtu, 01 Desember 2012

Manusia dengan Keadilan dan Kegelisahan


MANUSIA DAN KEADILAN
1. Makna Keadilan
Keadilan merupakan suatu hasil pengambilan keputusan yang mengandung kebenaran, tidak memihak, dapat dipertanggungjawabkan dan memperlakukan setiap orang pada kedudukan yang sama di depan hukum. Perwujudan keadilan dapat dilaksanakan dalam ruang lingkup kehidupan masyarakat, bernegara dan kehidupan masyarakat intenasional.
Keadilan dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang tidak berdasarkan kesewenang-wenangan. Keadilan juga dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang didasarkan norma-norma, baik norma agama maupun hukum. Keadilan ditunjukkan melalui sikap dan perbuatan yang tidak berat sebelah dan memberi sesuatu kepada orang lain yang menjadi haknya.
Untuk membina dan menegakkan keadilan kita sebaiknya mengetahui berbagai aturan yang tercermin dalam berbagai teori. Ada tiga orang filsuf terkenal yang mengemukakan teorinya mengenai keadilan tersebut. Ketiga filsuf itu adalah Aristoteles, Plato dan Thomas Hobbes.

Teori keadilan menurut Aristoteles
Dalam teorinya, Aristoteles mengemukakan lima jenis perbuatan yang dapat digolongkan adil. Kelima jenis keadilan yang dikemukakan Aristoteles adalah sebagai berikut:
a. Keadilan komutatif. Keadilan secara komutatif adalah perlakuan terhadap seseorang dengan tidak melihat jasa-jasa yang dilakukannya.
b. Keadilan distributif. Keadilan distributif adalah perlakuan terhadap seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang telah dilakukannya.
c. Keadilan kodrat alam. Keadilan kodrat alam adalah memberi sesuatu sesuai dengan yang diberikan orang lain kepada kita.
d. Keadilan konvensional. Keadilan secara konvensional adalah keadilan apabila seorang warga negara telah menaati segala peraturan perundang-undangan yang telah diwajibkan.
e. Keadilan menurut teori perbaikan. Perbuatan adil menurut teori perbaikan apabila seseorang telah berusaha memulihkan nama baik orang lain yang telah tercemar.

Teori keadilan menurut Plato
Dalam teorinya, plato mengemukakan dua jenis keadilan. Kedua jenis keadilan itu adalah:
a. Keadilan moral. Suatu perbuatan dapat dikatakan adil secara moral apabila telah mampu memberikan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajibannya.
b. Keadilan prosedural. Suatu perbuatan dikatakan adil secara prosedural apabila seseorang telah mampu melaksanakan perbuatan adil berdasarkan tata cara yang telah diharapkan.

Teori keadilan menurut Thomas Hobbes
Suatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati. Mengenai teori keadilan ini, Notonegoro menambahkan keadilan legalitas atau keadilan hukum, yaitu suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai ketentuan hukum yang berlaku.


2. Kejujuran dan Kebenenaran
Kejujuran
Kejujuran sangat menentukan kesuksesan hidup seseorang. Pengertian kejujuran yang paling sederhana adalah tidak berbohong. Tapi tidak hanya itu saja, arti atau makna kejujuran adalah kata-kata yang mengandung tiga unsur berikut:
1. Kebenaran, kejujuran adalah apa yang Anda akan katakan adalah benar.
2. Kebaikan, Kejujuran alalah apa yang akan Anda katakan adalah sesuatu yang baik.
3. Kegunaan, Kejujuran adalah apa yang Anda ingin beritahukan adalah berguna.
Jadi pengertian atau makna kejujuran yang meyeluruh adalah jika apa yang anda beritahukan adalah hal yang benar, baik dan berguna.

Pengertian Kebenaran
Terdapat beberapa definisi kebenaran, antara lain :
1. Kebenaran adalah sifat dari kepercayaan dan diturunkan dari kalimat yang menyatakan kepercayaan tersebut. Kebenaran menurutnya, merupakan hubungan tertentu antara kepercayaan dan fakta atau lebih diluar kepercayaan. Bila hubungan ini tidak ada kepercayaan itu adalah salah. Suatu kalimat dapat disebut “benar” atau “salah”, meskipun tak seorang pun mempercayainya, asal jika kalimat itu dipercaya, benar atau salahnya kepercayaan itu terletak pada masalahnya (Suriasmuntri, 1999:76)
2. Menurut Julienne Ford dalam bukunya yang berjudul Paradigms and Fairy Tales, menegaskan bahwa kebenaran memiliki empat makna yang berbeda.
Pertama, kebenaran empiric yang dikenal ilmuwan, suatu pengakuan hipotesis atau prediksi, suatu pengukuhan atau penolakan tentang sesuatu – sesuai dengan “alam” mengungkap apa ada nya.
Kedua, adalah kebenaran yang logis, suatu pengakuan (hipotesis atau prediksi) bila logis atau secara matematis konsisten dengan sejumlah pengakuan lain yang diketahui benar dalam pengertian kebenaran ini; atau keyakinan dasar yang dipakai kebenaran lainnya.
Ketiga, adalah kebenaran etis. Sesuatu diakui bila seseorang yang menyatakannya bertindak sesuai dengan moral atau kode etik profesinya.
Keempat, adalah kebenaran tempat kita paling berhubungan di sini, yang disebut kebenaran metafisik. Tidak seperti pada pengakuan kebenaran sebelumnya yang kebenarannya secara penuh dihubungkan dengan sejumlah norma di luar, seperti alam, logika, deduktif atau etika profesi.

Teori Kebenaran

1. Teori Kebenaran Korespondensi
Teori kebenaran korespondensi dikenal sebagai salah satu kebenaran tradisional, atau teori yang paling tua. Teori korespondensi merumuskan, kebenaran atau keadaan benar berupa kesesuaian antara makna yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan dan apa yang sunguh – sunguh merupakan halnya atau apa yang merupakan fakta – faktanya. Dalam pernyataan yang lebih jelas, sebuah statement dikatakan benar jika terdapat korelasi positif antara pernyataan dan kenyataan.
2. Teori Kebenaran Koherensi atau Konsistensi
Teori ini dikembangkan oleh Plato (427-437 SM) dan Aristoteles (384-322 SM). Teori koherensi atau konsistensi menyebutkan bahwa suatu pernyataan atau proposisi dikatakan benar jika tidak bertentangan dengan hokum penalaran logis.
3. Teori Kebenaran Pragmatik
Pencetus teori ini adalah Charles. S. Peirce (1839-1914). Menurut teori pragmatic, sebuah teori dikatakan benar jika ternyata mendatangkan dayaguna yang positif. Contohnya adalah sebuah formula obat – obatan dikatakan benar kalau terbukti menyembuhkan sang pasien. Tetapi, kebenaran pragmatic ini hanya bersifat relative dan individual karena obat yang sama belum tentu berlaku bagi pasien lain.


3.Kecurangan
Menurut G. Jack Bologna, Robert J. Lindquist dan Joseph T. Wells. Kecurangan adalah penipuan kriminal yang bermaksud memberi manfaat keuangan kepada si penipu. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kriminal bukan digunakan secara ketat dalam arti hukum. Kriminal berarti setiap tindakan kesalahan yang serius yang dilakukan dengan maksud jahat.
Dengan demikian, meskipun seorang pelaku kecurangan dapat menghindari penuntutan kriminal secara berhasil, tindakan kriminal mereka tetap dipertimbangkan. Kecurangan adalah istilah umum, mencakup berbagai ragam alat yang kecerdikan manusia dapat direncanakan, dilakukan oleh seseorang individual, untuk memperoleh manfaat terhadap pihak lain dengan penyajian yang palsu. Tidak ada aturan yang tetap dan tanpa kecuali dapat ditetapkan sebagai dalil umum dalam mendefinisi kecurangan karena kecurangan mencakup kekagetan, akal muslihat, kelicikan dan cara-cara yang tidak layak/wajar untuk menipu orang lain. Batasan satu-satunya mendefinisikan kecurangan adalah apa yang membatasi sifat serakah manusia. Selama ini, kecurangan dicirikan oleh penipuan (deceit), penyembunyian (concealment), atau pelanggaran kepercayaan (violation of trust). Tindakan-tindakan tersebut tidak tergantung pada aplikasi ancaman pelanggaran atau kekuatan fisik. Kecurangan dilakukan oleh individual dan organisasi untuk memperoleh uang, kekayaan atau jasa, untuk menghindari pembayaran atau kerugian jasa, atau untuk mengamankan kepentingan pribadi atau usaha.

4. Pemulihan Nama Baik
Pada hakikatnya pemulihan nama baik itu adalah kesadaran yang disadari oleh manusia karena dia melakukan kesalahan di dalam hidupnya, bahwa perbuatan yang dia lakukan tersebut tidak sesuai dengan norma – norma atau aturan – aturan yang ada di negeri ini, selain itu perbuatan yang menyebabkan hilangnya nama baik seseorang adalah karena perbuatan yang mereka lakukan itu tidak sesuai dengan aklakul karimah (akhlak yang baik menurut sifat – sifat Rasulullah SAW).
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.

5. Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. reaksi itu dapat perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia lain.
Oleh karena tiap manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan
Pembalasan muncul karena adanya sebuah reaksi atau perbuatan orang lain terhadap seseorang. Pembalasan merupakan sifat alamiah yang dimiliki oleh manusia dan bentuknya berbeda-beda tergantung reaksi atau perbuatan apa yang telah dilakukan orang lain terhadap seseorang tersebut ada yang bersifat positif maupun negatif. Pembalasan yang mungkin terjadi dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, maupun tingkah laku yang seimbang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembalasan merupakan proses atau cara atau perbuatan membalas. Dimana membalas sendiri memiliki kata dasar 'balas' yang berarti sebuah reaksi. Jadi bisa diartikan bahwa Pembalasan merupakan Sebuah proses atau cara untuk menunjukkan perbuatan atau tingkah laku yang memiliki maksud untuk memberikan reaksi.
Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.
Pembalasan bisa juga berasal karena adanya hubungan timbal balik antar manusia, dimana timbal balik yang dilakukan itu biasanya bersifat mulai dari rasa balas budi maupun rasa dendam, mulai dari hal yang positif maupun yang negatif. Semua itu dilakukan karena manusia telah diberikan sifat dan kodrat asli dari Sang Pencipta. Dan yang namanya pembalasan bisa saja dilakukan secara tidak sadar. Hal ini dikarenakan manusia telah diberikan sifat yang sedemikian rupa.


MANUSIA DAN KEGELISAHAN

1. Makna Kegelisahan
Kegelisahan berasal  dari kata “gelisah”. Gelisah artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak dapat tenang (tidurnya),tidak sabar lagi (menanti),cemas dan sebagainya. Kegelisahan artinya perasaan perasahan,khawati, cemas  atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa khawatir atau takut.
Manusia suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisah. Kegelisan ini, apabila cukup lama hinggap pada manusia, akan menyebabkan suatu gangguan penyakit. Kegelisahan (ancienty) yang cukup lama aka menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia.
Kegelisahan selalu menunjukan kepada suasana negatif atau ketidak sempurnaan, tetapi mempunyai harapan. Dikatakan negatif atau ketidaksempurnaan karena menyentuh nilai –nilai kemanusiaan yang menimbulkan kerugian. Kegelisahan menunjukan kepada suasana positif dan optimis karena masih ada harapan bebas dari kegelisahan, yang mendorong manusia mencari kesempurnaan dan mendorong manusia supaya kreatif.
Tragedi dunia modern tidak sedikit menyebabkan kegelisahan. Hal ini mungkin akibat kebutuhan hidup yang meningkat rasa individualistis dan egoisme,persaingan dalam hidup, kadaan yang tidak stabil, dan seterusnya. Kegelisahan   dalam konteks budaya dapatlah dikatakan sebagai akibat adanya insting manusia untuk berbudaya,yaitu sebagai upaya mencari “kesempurnaan“. atau, dari segi batin manusia, gelisah sebagai akibat dosa pada hati manusia. Dan tidak jarang akibat kegelisahan seseorang, sekaligus membuat orang lain menjadi korbannya.
Penyebeb kegelisahan dapat pula dikatakan akibat mempunyai kemampuan untuk membaca dunia dan mengetahui misteri kehidupan. Kehidupan ini yang menyebabkan mereka gelisah. Mereka sendiri tidak tahu mengapa mereka gelisah, mereka hidupnya kosong dan tidak mempunyai arti. Orang yang tidak mempunyai dasar dalam menjalankan tugas (hidup), sering ditimpa kegelisahan. Kegelisahan yang demikian sifatnya abstrak sehingga disebut kegelisan murni, yaitu merasa gelisah tanpa mengetahui apa kegelisahannya, seolah-olah tanpa sebab.
Ini berbeda dengan kegelisahan “terapan” yang terjadi dalam peristiwa kehidupan sehari-hari, seperti kegelisahan karena anaknya  sampaimalam belum pulang, orang tua yang sakit keras, istrinya yang sedang melahirkan, diasingkan oleh orang-orang sekitarnya, melakukan perbuatan dosa yang ditentang nuraninya, dan sebagainya.
Alasan mendasar mengapa manusia gelisah ialah karena manusia memiliki hati dan perasaan. Bentuk kegelisahannya berupa keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian. Perasaan-perasaan semacam ini silih berganti dengan kebahagiaan, kegembiraan dalam kehidupan manusia. Persaan seseorang yang sedang gelisah, ialah hatinya tidak tenteram, merasa khawatir, cemas, takut, jijik dan sebagainya.

2. Makna Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal,sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata terasing berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pegaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Keterasingan adalahbagian hidup manusia. Sebentar atau lama, orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan sudah tentu dengan sebabdan kadar yang berbeda satu sama lain. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang aa pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.

3. Makna Kesepian
Kesepian itu keadaan dmana kita merasa sendirian, merasa kosong. Kesepian nggak selalu saat kita seorang diri n ga ada yg menemani. Kita juga bs ngerasa kesepian ditengah2 keramaian kok. Bisa aja kita banyak teman tapi tetep ngerasa kesepian. Mungkin kita ngerasa kesepian karena bosen dgn rutinitas yg itu2 aja. mungkin kita butuh hal2 baru dan orang2 baru untuk ngebuka pikiran kita yg tadinya buntu krn kesepian itu
Kesepian (loneliness) adalah ketidaknyamanan secara psikologis yang kita rasakan dari hubungan sosial kita. nah, ketidaknyamanan ini (kesepian) bisa terjadi karena dua hal 1) secara kuantitatif: kita tidak punya teman atau lebih sedikit dari yang kita inginkan dan 2) secara kualitatif: kita mungkin punya banyak teman tetapi tidak memuaskan (secara emosional).
Kesepian artinya ya merasa sepi, sendiri, tiada teman yang cocok untuk menceriakan perasaan di hati. Atau juga sudah terlalu lama menyimpan keinginan tertentu yang belum kunjung terpenuhi (dengan lawan jenis biasanya). Kenapa? Mungkin lingkungan atau pekerjaan maupun kegiatan kita kurang mendukung kita memperoleh atau bertemu teman2 yang memiliki bermacam wawasan dan karakter, mugkin kita butuh dinamika dan tantangan2 baru dalam kehidupan rutin kita, mungkin kita terlalu terkungkung dalam kesenangan kita sendiri selama ini. Mudah2an dengan memasuki lingkungan sosial yang baru yang lebih positif, lebih membuka hati kepada yang 'membutuhkan' kita, bisa memberi warna dalam hidup kita. Tidak perlu merasa kesepian lagi, kalau kita melihat 'ke bawah'. Masih banyak orang lain yang jauhlebih 'menderita' dibandingkan kita.


4. Makna Ketidakpastian

Ketidakpastian artinya tidak menentu pikirannya, mendua atau apa yang dipikirkannya tidak searah. Ketidakpastian disebabkan oleh phobia (fobia), kompulsi, obsesi dan delusi.
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu,keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua adalah akibat pikirannya tidak konsentrasi. Ketidakkonsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau. Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan tidak pasti ialah :
1. obsesi
2. phobia
3. kompulasi
4. hysteria
5. delusi
6. halusinasi
7. keadaan emosi
Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung pada mental si penderita. Andaikata penyebabnya sudah diketahui,kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi penderita diajak pergi sendiri ke psikolog.

Phobia (fobia) artinya takut atau perasaan takut yang berlebihan terhadap sesuatu.  Seseorang dapat menjadi fobia apabila terus menerus mengalami ketakutan, tegang dan akhirnya tertekan.
Obsesi adalah pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus tanpa diketahui penyebabnya, misalnya merasa ada yang akan menjatuhkannya. Halusinasi adalah kenyataan yang terjadi tanpa rangsangan panca indera atau akibat mensugesti dirinya, misalnya  melihat air di padang pasir
Delusi adalah pikiran yang tidak beres akibat adanya keyakinan palsu, misalnya delusi persekusi, delusi keagungan dan delusi melankolis. Delusi persekusi  adalah menganggap apa yang disekitarnya buruk semua, Delusi keagungan adalah menganggap dirinya paling penting atau paling besar. Delusi melankolis adalah menganggap dirinya bersalah atau berdosa.


(Sumber: www.google.co.id)