Cari Blog Ini

Minggu, 28 Oktober 2012

Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan Konsumen


Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen. Faktor pertamaadalah konsumen individual. Artinya, pilihan untuk membeli suatu produk denganmerek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Faktor yang kedua yaitu lingkungan yang mempengaruhi konsumen. Faktor ketiga yaitu stimuli pemasaran atau juga disebut strategi pemasaran. Strategi pemasaran yang banyak dibahas adalah satu-satunya variabel dalam model ini yang dikendalikan oleh pemasar. (Sutisna, 2002 : 6)
Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang oleh Assael disebut need arousal . (Sutisna, 2002 : 15)
Ada 2 perspektif dalam keputusan pembelian oleh konsumen yang disebut sebagai
 perspektif experiential dan perspektif pengaruh perilaku.
1.      Perspektif ExperientialProses pengambilan
Keputusan pembelian oleh konsumen yang didasarkanatas perspektif experiental adalah bahwa banyak tindakan yang dihasilkan dariadanya kebutuhan manusia pada perasaan-perasaan dan emosinya.Terdapat dua jenis keputusan pembelian ditinjau dari perspektif experiential, yaitu :
a. Purchase Impulse
Pembelian yang dilakukan ketika konsumen mengambil keputusan pembelian yang mendadak. Dorongan untuk  melakukan pembelin begitu kuat, sehingga konsumen tidak lagi berpikir rasional dalam pembeliannya. Dengan demikian pembelian yang dilakukan terjadi akibat letupan-letupan emosi yang bersifat kompleks.
b.Variety Seeking 
Pembelian yang dilakukan ketika konsumen melakukan pembelian secaraspontan dan bertujuan untuk mencoba merek baru dari suatu produk. Variety seeking dikategorikan pada perspektif experiential karena dalam proses pembelian produk oleh konsumen dipengaruhi oleh perasaannya.

2.   Perspektif Pengaruh Perilaku
Proses pengambilan keputusan ditinjau dari perspektif pengaruh perilakumendasarkan pada alasan bahwa keputusan pembelian lebih dipengaruhi olehlingkungan yang mengitarinya. Lingkungan dimana konsumen berada akanmempengaruhi perilaku dalam keputusan pembelian.

Tips Menghindari Penipuan dari Pembelian Secara Online


Di jaman modern ini teknologi semakin berkembang. Banyak macam bisnis kini mulai bermunculan, salah satunya pembelian online. Dengan adanya pembelian online dapat mempermudah terjadinya transaksi jual beli. Tapi tidak menutup kemungkinan itu memperbesar tingkat kriminalitas khususnya melalui media maya seperti ini. Jika kita tidak pintar-pintar berbelanja online dalam memilih tempat kita belanja, kita akan tertipu. Berikut sedikit tips agar Anda terhindar dari penipuan belanja online:
  1. Kenali dan lihat website atau Online Shop tersebut.
Umumnya setiap online shop yang memang jujur melakukan penjualan secara online akan mengatur website secara lebih simple atau mudah bagi pembeli. Usahan website bukan dari website gratisan.
  1. Lihat apakah banyak orang sudah berbelanja di shop tersebut. Kemungkinan besar banyak pembeli berarti shop tersebut dapat dipercaya.
  2. Perhatikan setiap comment yang ada, jangan sekali-sekali percaya kan shop tersebut jika ada banyak comment tidak baik.
  3. Cermati promo-promo yang ada. Jangan mudah tergiur oleh promo-promo. Lebih pikir secara logis dari apa yang kita lihat.
  4. Cermati cara dan tahap pemesanan. Atm yang mesti digunakan sesuai agar tak ada kesulitan lebih lanjut.
  5. Untuk memperyakin hati Anda, lakukan pembelian online pada shop yang memiliki toko secara nyata. Dan lakukan transaksi secara COD (Cash on Delivery) dimana Anda dapat bertemu langsung dan melakukan transaksi di tempat yang dijanjikan.
  6. Setelah Anda sudah merasa yakin, lakukan pembelian dan bersikap jujur. Jangan sekali-kali Anda melakukan pembelian dengan keraguan.
Ketujuh tips singkat  di atas semoga bermanfaat bagi para pembaca. Tetap waspadai setiap bisnis online. Jangan mudah tergiur bahkan tertipu oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Pembelian


Pembelian adalah penemuan sumber dan pemesanan bahan, jasa, dan perlengkapan. Kegiatan tersebut terkadang disebut pengadaan barang. Tujuan utamany adalah memperoleh barang dengan biaya serendah mgungkin yang konsisten dengan kualitas dan jasa yang dipersyaratkan.
Menurut Sofjan Assauri (2008,p.223) Pembelian  merupakan salah satu fungsi yang penting dalam berhasilnya operasi suatu perusahaan. Fungsi ini dibebani tanggung jawab untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas bahan-bahan yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan harga yang sesuai dengan harga yang berlaku.
Menurut Mulyadi (2007,p.711) aktivitas dalam proses pembelian barang adalah permintaan pembelian, pemilihan pemasok, penempatan order pembelian, penerimaan barang, dan pencatatan transaksi.
Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the organization’s transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi organisasi.
Pendapat Galloway dkk. (2000:31) mengenai fungsi pembelian, yaitu: “The role of purchasing function is to make materials and parts of the right quality, and quantity available for use by operations at the right time and at the right place.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa peran fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat.
Beberapa alasan mengapa pembelian merupakan area yang penting yang dikemukakan Brown dkk. (2001:131), yaitu:
1. Fungsi pembelian memiliki tanggung jawab untuk mengelola masukan perusahaan pada pengiriman, kualitas dan harga yang tepat, yang meliputi bahan baku, jasa dan sub-assemblies untuk keperluan organisasi.
2. Berbagai penghematan yang berhasil dicapai lewat pembelian secara langsung direfleksikan pada lini dasar organisasi. Dengan kata lain, begitu penghematan harga dibuat, maka akan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap struktur biaya perusahaan. Sehingga sering dikatakan bahwa penghematan pembelian 1% ekivalen dengan peningkatan penjualan sebesar 10%.
3. Pembelian dan suplai material mempunyai kaitan dengan semua aspek operasi manajemen.Fungsi pembelian sering dianggap sebagai bagian yang paling penting dan berpengaruh, bahkan bisa dikatakan sebagian besar proses bisnis berasal dari kegiatan pembelian. Alasan yang sangat fundamental untuk membahas fungsi pembelian ialah karena dalam bidang ini pemborosan mudah terjadi, baik karena perilaku yang disfungsional maupun karena kurangnya pengetahuan dalam berbagai aspek pembelian bahan, sarana, prasarana dan suku cadang yang diperlukan perusahaan.

Jumat, 26 Oktober 2012

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen dalam Pembelian

Menurut Kotler dan Keller (2007 : 213) yang dialih bahasakan Benyamin Molan memberikan pengertian mengenai perilaku konsumen sebagai berikut: “Perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan dan mendisposisikan barabgatau jasa, gagasan atau pengalaman yang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”.
Model perilaku konsumen ditandai adanya interaksi adanya pemasar dengan konsumen. Komponen pusat yaitu pembuatan konsumen yang terdiri dari proses merasakn dan mengevaluasi informasi merek produk, mempertimbangkan bagaimana alternatif merek dapat memenuhi kebutuhan konsumen, dan pada akhirnya memutuskan merek apa yanga kan dibeli.
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.     Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.  Pencarian informasi (information source) Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.  Mengevalusi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.  Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian.  Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5.   Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian.
6.   Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.
7.     Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Terdapat lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian:
1.    Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.     Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang  terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.    Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.    Integritas (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut. 

Vinsya si Gadis Penjual Kue



Vinsya seorang remaja putri yang duduk di kelas 2 SMA. Hidupnya penuh dengan kesempurnaan. Segalanya ia miliki. Harta, kecantikan, kepintaran, dan sebagainya. “Multi Talent”. Sehingga ia pun banyak yang menyukainya. Tak terkecuali bagi mereka sang putra-putra sekolah. Semua siswa mengenalnya tanpa terlewatkan satu pun. “Hhaha.. Lebayy..”
      Anak tunggal yang tidak lain kesayangan kedua orang tuanya. Tapi hingga kini ada satu hal yang cukup dianehkan. Secara seorang putri cantik kok nggak punya pasangan. Aneh kan.. ^^
         Tapi jangan salah. Itu bukan karena ada hal-hal aneh lohh!. Itu karena dia bingung sih kayaknya. Eitts salah, bukan begitu. Yang benar karena ia merasa dirinya sempurna seperti kebanyakan orang tau hingga ia kini merasa minder. Aneh ya??. Ia bertekad untuk tidak mengisi hatinya dulu untuk pria hingga ia lulus dan sukses dengan usahanya sendiri.
          1 tahun pun berlalu. Vina lulus dan masuk ke salah satu Perguruan Tinggi Negeri ternama di Indonesia.
Masa-masa ospek yang dinantikan namun ditakutkan banyak mahasiswa baru pun tiba. Vinsya memiliki banyak teman baru di kampusnya itu. Selain pintar, Vinsya pun memang seorang yang pandai dalam bergaul. Sehingga beban ospek tidak terasa menakutkan baginya.
          Di hari kedua ospek itu yang berlangsung selama 5 hari, ia datang telat. Bukan karena malas bangun. Tapi karena saat berangkat ia harus mengantar ibunya yang mendadak harus dibawa ke rumah sakit. Yang membuat keadaan makin memprihatinkan, para senior tidak menghiraukan alasan tersebut. “Nggak kebayang kan??”
        Namun dengan tenangnya Vinsya tetap tersenyum. Dan melakukan apa yang diperintahkan oleh para senior tersebut. Vinsya tetap merasa happy meski sebenarnya dalam hatinya memikirkan kondisi ibunya yang sakit. Vinsya belum tau mengapa ibunya pingsan mendadak pagi itu. Sepulang ia ospek, Vinsya langsung bergegas ke Rumah Sakit tanpa pulang ke rumahnya dulu.
          “Vinsya..”,ucap sang dokter. “Ibumu tak apa. Semangatkan ibumu”, ucap dokter itu lagi.
Mendengar ucapan dokter tersebut Vinsya dapat bernafas lega. Tapi dia bingung, mengapa masih ada sedikit perasaan mengganal di hatinya. Tapi ia tak ingin memikirkannya berlebih dan langsung masuk ke kamar sang ibu dirawat.
            Dengan wajah yang masih pucat pasi ibunya memeluk Vinsya. Suasana haru pun menyelimuti kamar itu, yang saat itu hanya ada Vinsya dan Tantenya yang membantu menjaga ibunya.
            Beberapa hari pun berlalu. Ibunda Vinsya akhirnya diperbolehkan pulang dan melewati rawat jalan. Namun, setelah seminggu waktu berjalan, perasaan tak enak itu datang lagi. Ibu Vinsya masih dalam kondisi yang lemah. Vinsya semakin tambah bingung. Ada apa ini sebenarnya.
Dengan rasa penasaran, Vinsya mencari tahu ke rumah sakit itu. Akhirnya sang dokter yang merawat ibu Vinsya berkata jujur. Vinsya sedih yang teramat pada saat mendengar berita bahwa ibunya terkena kanker darah. Diperkirakan ibunya itu tidak akan bertahan hidup lama lagi. Vinsya bergegas pulang sambil menangis sepanjang jalan.
Dia bingung, sedih, dan tak tahu harus berbuat apa. Segala usaha akhirnya ia lakukan agar sang ibu sembuh dan dapat sehat kembali. Vinsya tak ingin merasa kehilangan seperti 5 tahun sebelumnya yang ia harus mengetahui sang ayah telah brcerai dengan ibunya. Sedikit waktu pun tak ayahnya sempatkan untuk menjenguk ibunya. Vinsya yang saat itu mesti mengikuti UTS di perkuliahannya, akhirnya mengundurkan diri dari kampusnya untuk merawat sang ibu. Tak ada satu pun teman Vinsya yang mengetahui berita atas mundurnya dari kampus.
Vinsya akhirnya tak melanjutkan perkuliahannya. Dan sebagai penghasilannya, ia membuat kue-kue seperti yang telah ibunya ajarkan kepadanya.
“Sya, kamu tak usah terlalu mengkhawatirkan ibu. Kuliah saja”, ucap ibu. Mendengar ibunya berkata seperti itu Vinsya malah semakin bergigih tidak akan melanjutkan kuliah dan akan tetap berjualan kue untuk biaya ibunya. Tak dapat dibayangkan bahwa seorang gadis cantik yang memiliki segalanya itu kini harus hidup dengan segala yang menyedihkan itu. Tapi tak sedikit pun Vinsya merasa kini dia kekurangan. Malah dia bangga dengan dirinya.
Sang ibu makin terharu. Vinsya kini telah menjadi dewasa dan mungkin akan bisa hidup sendiri suatu saat nanti. Setiap hari ia mengantarkan kue-kue untuk dititipkan di toko-toko atau warung-warung di sekitar daerah rumahnya. Suatu ketika,ia menerima pesanan kue yang sangat banyak. Ia senang sekali karena uang untuk ibunya berobat akan semakin banyak, ia bersemangat mebuat kue itu.
Kue pesanan yang telah ia buat dengan kegigihannya akhirnya jadi. Dan ia antarkan ke pemesan. Ia kaget karena saat mengantar kue tersebut, ternyata yang memesannya adalah keluarga Vino, teman kampusnya.
“ Kamu kemana aja, Sya? Selama satu tahun aku dan teman-teman mencarimu”, ucapnya sambil menerima kue itu.  Vinsya kaget dan ia langsung bergegas pergi.
Vino mengejarnya. Namun Vinsya sudah mengilang.
Pertemuan itu  membuat Vino dan teman-temannya terkejut. Penampilan Vinsya kini berbeda dengan sebelumnya yang biasa terlihat cantik dengan style yang feminim. Karena mereka kangen Vinsya, mereka pun gigih mencari tahu tentang Vinsya.
            Suatu ketika Anita teman sekelasnya melihat dan bertemu dengan Vinsya. Vnsya mau bertegur sapa dengan Nita, namun tetap ia tidak menceritakan apa yang terjadi dan dia tetap berlaku seperti tak terjadi apa-apa dengannya. Namun pertemuan itu tak berlansung lama dan mereka pun berpisah. Dengan senangnya Nita langsung memberikan kabar ini pada Vino dan bergegas mereka kembali ke tempat itu dengan tujuan dapat bertemu dengan Vinsya.
            Hari demi hari berlalu, namun Vino dan teman-teman Vinsya tetap tidak bertemu-bertemu dengan Vinsya. Sampai akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti mencari tahu semua yang terjadi. Mereka pun pergi dari tempat itu. Saat perjalanan pulang ke kampus, mereka bertemu dengan seorang wanita yang sedang duduk di pinggir jalan. Vino yang sedang mengendarai mobilnya tidak sadar bahwa itu adalah Vinsya karena dengan keadaannya yang sangat benar-benar berbeda dengan pertemuan terakhirnya. Namun karena mereka merasa kasian dengan wanita itu, akhinya mereka turun dan berniat membatu wanita yang sedang sedih di pinggir jalan itu.
            Terkaget-kagetnya mereka saat melihat wajah wanita itu. Vinsya pun kaget. Dengan cepat Vino memegang tangan Vinsya untuk menahan Vinsya yang ingin pergi lagi.
            “Ada apa sih sebenernya sama kamu?”, ucapnya Vino kepada Vinsya.
            Suasana itu pun berubah jadi suasana yang mengharukan. Mereka akhirnya menyingkir ke taman untuk saling membicarakan untuk cerita yang sebenarnya. Dengan leluasa akhirnya Vinsya bercerita kepada teman-temannya termasuk Vino. Semua dijelaskannya dan yang lain mendengarkannya sambil menangis. Mereka yang mendengarkan cerita itu menyayangkan mengapa Vinsya bisa sampai berfikir seperti itu. Nita, Vino dan yang lainnya tak pernah memandang Vinsya dengan segala kelebihannya. Meraka berteman karena mereka merasa cocok satu sama lain dan merasa seperti keluarga. Akhirnya masalah pun selesai dan mereka berpelukan untuk menandakan masalah ini yang telah berakhir. Dan akhirnya mereka semua bersama-sama ke rumah Vinsya untuk bertemu dengan ibu Vinsya. Kini mereka saling membantu dan hidup susah dan suka bersama dengan persahabatan yang kekal.

***TAMAT***

Minggu, 14 Oktober 2012

Kebudayaan Peradaban



Kebudayaan dan peradaban merupakan aspek-aspek kehidupan sosial manusia. Sebuah deskripsi mengenai kontras-kontras antara kebudayaan dan peradaban dijelaskan secara menarik oleh Alija Izebegovic dalam Membangun Jalan Tengah. Karena peradaban dan kebudayaan adalah dua aspek dalam kehidupan manusia, ada interelasi antara keduanya. Sebagaimana interelasi antara aspek spiritual, mental dan material dalam diri manusia. Kata peradaban dalam bahasa Indonesia berkonotasi dengan pengertian adab, kesopanan, kesantunan serta kehalusan. Sedangkan budaya dalam pengertian yang terkenal diartikan sebagai seluruh hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Peradaban (hadharah, civilization) berakar pada ide tentang kota. Kemajuan material (ilmu dan teknologi), aspek kehalusan, penataan sosial dan aspek kemajuan lain, sedangkan kebudayaan (culture, tsaqafah) berakar pada ide mengenai nilai, tujuan, pemikiran yang ditransmisikan melalui ilmu, seni dan agama suatu masyarakat.
Ide utama yang terkandung dalam peradaban adalah kemajuan, perkembangan (progress dan development). Tetapi sebuah masyarakat memiliki nilai-nilai, pemikiran-pemikiran dasar yang tetap, yang menjadi identitas kulturalnya. Nilai-nilai yang tidak hilang begitu saja ketika sebuah peradaban mundur atau hancur. Yang terjadi adalah nilai-nilai itu menjadi tidak efektif secara sosial. Sebuah peradaban mengalami siklus dalam ruang dan waktu. Ia mengalami pasang dan surut. Sedang kebudayaan lepas dari kontradiksi ruang dan waktu. Ia memiliki ukuran tersendiri (ukuran benar salah, tepat tidak atau berguna tidak) di dunai pemikiran. Membangun peradaban tidak bisa dengan sekedar menumpuk-numpuk produk peradaban lain. Sebuah peradaban diukur dari pencapaiannya. Untuk membangun peradaban perlu adanya jaringan sosial (dalam terminologi Bennabi) atau inovasi sosial (dalam terminologi Drucker) yang menciptakan pranata (institusi) sosial yang memungkinkannya menerima dan mengembangkan produk-produk peradaban lain dalam konteks kebudayaan sendiri.  Untuk membangun peradaban perlu adanya jaringan sosial (dalam terminologi Bennabi) atau inovasi sosial (dalam terminologi Drucker) yang menciptakan pranata (institusi) sosial yang memungkinkannya menerima dan mengembangkan produk-produk peradaban lain dalam konteks kebudayaan sendiri.
Contoh dari kebudayaan antara lain makanan dan minuman, pakaian, dan berbagai hal yang masih memiliki kecenderungan untuk terus berkembang di masa yang akan datang. Sedangkan contoh dari sebuah peradaban adalah Borobudur, Piramida, dan berbagai hal monumental lainnya yang sudah selesai dan tidak ada kelanjutan pengembangannya lagi.

Sabtu, 06 Oktober 2012

Pengaruh Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan Terhadap Pembelian


Sumber daya konsumen dan pengetahuan yang dimiliki konsumen akan suatu produk sangat mempengaruhi tingkat pembelian. Setiap konsumen memiliki cara pandang dan selera yang berbeda. Dari selera dan cara pandang inilah yang membuat mereka membeli atau tidak suatu barang. Seseorang dapat mengetahui karakteristik dan manfaat tersebut tidak lepas dari usaha produsen mempromosikan produk jualannya. Dengan promosi yang gencar dan unik ditambah dengan produk yang baik pasti akan membuat penjualan produknya akan meningkat.
Dari segi pendapatan atau ekonomi konsumen
Sebagai produsen kita wajib menentukan lokasi yang tepat. Harga yang kita tentukan haruslah tepat dengan lokasi tempat kita memasarkan produk. Dengan penataan tempat dan harga yang cocok dengan lokasi menentukan besar dan kecilnya penjualan. Misalnya: memasarkan mobil mewah di kalangan menengah ke bawah itu akan membuat penjualan tidak setinggi di tempat kalangan menengah ke atas. Dan sebaiknya sebagai produsen memilih lokasi baru atau memasarkan produk yang sesuai.
Dari segi pengetahuan
Usaha produsen dalam memasarkan barangnya harus bisa membuat sudut pandang yang baik dimata konsumen. Agar konsumen dapat tertarik dan membelinya. Produsen juga harus dengan sigap membaca peluang pasar yang ada seperti informasi yang sedang ramai di kalangan konsumen guna meningkatkan penjualan. Jangan sampai kita (produsen) membuat atau memasarkan suatu barang yang ternyata di kalangan konsumen itu kurang berguna. Produk memiliki banyak ciri dan kegunaan. Dengan inovasi yang berbeda di antara pesaing itu bisa menguntungkan produsen. Sebagai produsen harus dengan baik membaca peluang yang ada yang produknya sangat diminati oleh konsumen. Dan produk itu yang sangat dibutuhkan oleh konsumen.

Penerapan Segmentasi Pasar di Pusat Kota Karawang



Segmentasi Pasar adalah kegiatan pengelompokan suatu pasar berdasarkan kebutuhan barang, produk atau jasanya masing-masing.
Karawang merupakan kota berkembang. Banyak produsen yang mulai bermunculan tampil di dunia bisnis yang menjanjikan di kota ini. Mulai dari produsen pakaian, makanan, mainan anak kecil, furnitur, sampai karya seni hadir disini. Ditambah dengan para pendatang yang mempengaruhi jumlah penduduk yang meningkat di Karawang ini membuka peluang bisnis yang sangat baik. Satu per satu produsen bertambah tapi tak ada satu pun pasar yang sepi, semua diramaikan para pembeli yang berdatangan.
Pasar-pasar yang ada sangatlah tertata rapi dari segi pengelompokkannya atau segmentasi pasarnya. Mulai dari penataan berdasarkan produk yang dipasarkan, penawaran jasa, dsb. Sebagai contohnya di daerah Tuparev banyak ragam penjualan yang tertata rapi. Sepanjang jalan raya berjajar toko-toko atau restaurant dari mulai kue-kue sampai makanan-makanan berat, alat-lat elektronik. Di Pasar Karawang berjajar toko-toko pakaian, makan-makanan basah, dan makanan-makanan kering. Lain lagi di daerah Seroja, belakang Tuparev berjajar penjual-penjual buah, hewan peliharaan, ada pula penjual-penjual yang menyediakan papan reklame, plat nomor kendaraan bermotor, alat-alat perlengkapan sekolah,dsb.
Dengan segmentasi pasar yang rapi inilah yang memudahkan para penduduk di kota ini untuk mencari keperluan yang mereka butuhkan. Dalam sekali perjalanan mereka dapat menghemat waktu memperolehnya. Dan penjual pun dapat keuntungan secara cepat. Banyak pembeli yang tidak sengaja ikut membeli barang dagangannya tanpa direncanakan sebelumnya. Sebagai contoh, ketika kita membeli makanan basah di dekat toko-toko pakaian. Saat sambil menunggu makanan jadi, biasanya kita akan sambil melihat-lihat pakaian yang disediakan di toko-toko dekat penjual makanan itu. Karena kita membawa uang lebih, pasti ada yang tertarik kita akan membelinya. Dengan segmentasi ini kita dapat keuntungan waktu sebagai konsumen dan produsen mendapat keuntungan penjualannya bertambah dan menghemat biaya promosi.
Meski pun pusat kota Karawang tidak begitu luas, tapi segala yang dibutuhkan terdapat lengkap disini. Memudahkan penduduk Karawang dengan kelengkapan yang serba ada.  Sesuai dengan materi mengenai fungsi-fungsi dari segmentasi pasar.