Cari Blog Ini

Kamis, 12 Mei 2011

Cerpen : Vinsya si Gadis Penjual Kue

Part 1_
      Vinsya seorang remaja putri yang duduk di kelas 2 SMA. Hidupnya penuh dengan kesempurnaan. Segalanya ia miliki. Harta, kecantikan, kepintaran, dan sebagainya. “Multi Talent”. Sehingga ia pun banyak yang menyukainya. Tak terkecuali bagi mereka sang putra-putra sekolah. Semua siswa mengenalnya tanpa terlewatkan satu pun. “Hhaha.. Lebayy..” :)
       Anak tunggal yang tidak lain kesayangan kedua orang tuanya. Tapi hingga kini ada satu hal yang cukup dianehkan. Secara seorang putri cantik kok nggak punya pasangan. Aneh kan.. ^^
     Tapi jangan salah. Itu bukan karena ada hal-hal aneh lohh!. Itu karena dia bingung sih kayaknya. Eitts salah, bukan begitu. Yang benar karena ia merasa dirinya sempurna seperti kebanyakan orang tau hingga ia kini merasa minder. Aneh ya??. Ia bertekad untuk tidak mengisi hatinya dulu untuk pria hingga ia lulus dan sukses dengan usahanya sendiri.
       1 tahun pun berlalu. Vina lulus dan masuk ke salah satu Perguruan Tinggi Negeri ternama di Indonesia.
Masa-masa ospek yang dinantikan namun ditakutkan banyak mahasiswa baru pun tiba. Vinsya memiliki banyak teman baru di kampusnya itu. Selain pintar, Vinsya pun memang seorang yang pandai dalam bergaul. Sehingga beban ospek tidak terasa menakutkan baginya.
       Di hari kedua ospek itu yang berlangsung selama 5 hari, ia datang telat. Bukan karena malas bangun. Tapi karena saat berangkat ia harus mengantar ibunya yang mendadak harus dibawa ke rumah sakit. Yang membuat keadaan makin memprihatinkan, para senior tidak menghiraukan alasan tersebut. “Nggak kebayang kan??”
       Namun dengan tenangnya Vinsya tetap tersenyum. Dan melakukan apa yang diperintahkan oleh para senior tersebut. Vinsya tetap merasa happy meski sebenarnya dalam hatinya memikirkan kondisi ibunya yang sakit. Vinsya belum tau mengapa ibunya pingsan mendadak pagi itu. Sepulang ia ospek, Vinsya langsung bergegas ke Rumah Sakit tanpa pulang ke rumahnya dulu.
        “Vinsya..”,ucap sang dokter. “Ibumu tak apa. Semangatkan ibumu”, ucap dokter itu lagi.

(bersambung…)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar