Penalaran induktif adalah cara berpikir
dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat
khusus. Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi
yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap
benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil
kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi. Ada dua jenis
metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan prosedur yang
berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir
pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini
penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke
lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih
tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat
ditarik generalisasi dari suatu gejala. Misalnya pada
pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi
ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum
bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang. Biasanya penalaran induktif
ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.
Contoh penalaran induktif adalah sapi punya mata, anjing punya mata,
kucing punya mata, setiap hewan punya mata. Penalaran induktif membutuhkan
banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. Untuk
itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Induksi pada pengertian
tradisional dipisahkan secara rigid dari deduksi untuk menunjuk pada suatu
metode saintifik yang berupaya tiba pada konklusi melalui bukti-bukti
(evidences) partikular mengenai dunia. Dalam sains, akumulasi bukti-bukti
(evidences) bermakna derajat tertentu terhadap sokongan munculnya hipotesis,
kalau bukan konklusi.
Metode berpikir
induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir denganbertolak dari
hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yangdiselidiki
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Dalam konteks ini, teori bukan
merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan
memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan
melakukan generalisasi.
Selanjutnya pengertian penalaran induktif menurut Tim Balai Pustaka
(dalam Shofiah, 2007 :14) Istilah penalaran mengandung tiga pengertian,
diantaranya :
1. cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan
sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau
mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Jenis – jenis penalaran induktif yaitu :
A. Generalisasi yaitu proses penalaran dengan cara menarik
kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Contoh : Hasil UAS mata kuliah
Bahasa Indonesia untuk kelas 3EA01 telah keluar. Ternyata dari 50 mahasiswa
hanya 10 orang yang mendapat nilai 90. Setengahnya mendapat nilai antara 80 –
60 dan tidak ada seorang pun yang mendapat nilai di bawah 60. Itu berarti dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa kelas 3EA01 cukup pintar dalam mengerjakan soal
Bahasa Indonesia. Generalisasi juga merupakan proses penalaran yang bertolak
dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contoh:
• Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
• Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki
kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang
iklan, tetapi tidak berparas cantik.
Macam – macam generalisasi :
a. Generalisasi sempurna yaitu generalisasi dimana seluruh fenomena yang
menjadi dasar penyimpulan penyelidikan. Contoh : sensus penduduk
b. Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi dimana kesimpulan
diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua
fenomena yang belum diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan kebenaran
bila melalui pengujian yang benar.
B. Analogi yaitu cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua
hal yang memilki sifat yang sama.
Contoh :
Citra adalah seorang altlet renang kebanggaan Indonesia. Setiap hari dia
selalu berlatih keras untuk meningkatkan kemampuan berenangnya. Demikian juga
dengan Putri, dia merupakan seorang pelari yang memerlukan fisik yang kuat
untuk berlari marathon.. Keduanya membutuhkan mental dan fisik yang kuat untuk
bertanding. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet harus memilki mental dan fisik
yang kuat dengan cara selalu berlatih.
C. Kausal yaitu penalaran yang diperoleh dari gejala – gejala yang
saling berhubungan.
Contoh : Jika dipanaskan,
tembaga memuai.
Jika dipanaskan
emas memuai
Macam – macam hubungan kausal :
a. Sebab - akibat
Contoh : Sejumlah pengusaha angkutan di Bantul terpaksa gulung tikar
karena pendapatan yang mereka peroleh tidak bisa menutup biaya operasional.
Minimnya pendapatan karena sebagian besar penumpang membayar ongkos dibawah
ketentuan tarif yang sudah ditetapkan, akibat ketidakmampuan ekonomi. (Sumber :
Kompas, 10 Mei 2008).
b. Akibat -sebab
Contoh: Andi mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester kenaikan
kelas. Dia mendapat rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh Andi ini
dia dapatkan karena belajar yang sangat tekun setiap harinya.
c Akibat – akibat
Contoh : Kemarin Lusi mengalami kecelakaan akibat menabrak pembatas
jalan. Akibat dari kecelakaan tersebut dia mengalami patah kaki dan harus
dirawat di rumah sakit.
Sumber
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://utlia.wordpress.com/2010/02/26/penalaran-induktif/
http://yogatama-anggita.blogspot.com/2012/04/penalaran-induktif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar