KARYA TULIS
Karya Tulis Dan Arti
Definisi Pengertian Karya Tulis
Menurut penjelasan pengertian dari karya tulis seperti
tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa definisi dari "karya tulis"
adalah semua bentuk yang merupakan hasil olah pikir setiap manusia yang dituangkan
dalam bentuk tulisan.
Karya tulis dibagi
menjadi 3 bagian:
1. Karya Tulis Ilmiah
2. Karya Tulis Semi
Ilmiah
3. Karya Tulis
Non-Ilmiah.
Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah merupakan pernyataan sikap ilmiah peneliti yang
tujuannya agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari, lalu didukung
atau ditolak oleh pembaca. Fungsi karya ilmiah adalah sebagai sarana untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Hakikat karya tulis ilmiah
mengemukakan kebenaran melalui metodenya yang sistematis, metodologis, dan
konsisten. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian
antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau empiri.
Syarat menulis karya
ilmiah:
1. Motivasi dan displin yang
tinggi
2. Kemampuan mengolah data
3. Kemampuan berfikir logis
(urut) dan terpadu (sistematis)
4. Kemampuan berbahasa
Sifat karya ilmiah
formal harus memenuhi syarat:
1. Lugas dan tidak emosional,
mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi
yang lain).
2. Logis, disusun berdasarkan
urutan yang konsisten
3. Efektif satu kebulatan
pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
4. Efisien, hanya mempergunakan
kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.
5. Ditulis dengan bahasa
Indonesia yang baku.
Menurut Arifin (2003),
Jenis-jenis karya ilmiah umum karya ilmiah di perguruan tinggi, dibedakan
menjadi:
1. Makalah adalah
karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan
data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah
dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif.
2. Kertas kerja seperti
halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam
kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.
3. Skripsi adalah
karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat
orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta
empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau
percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan
baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu
aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
4. Tesis adalah
karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi.
Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
5. Disertasi adalah
karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh
penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang
terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan
orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan
penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).
Karya Tulis Semi Ilmiah
Karya tulis semi ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta dan
fiksi dalam satu tulisan. Penulisannyapun tidak semi formal tetapi tidak
sepenuhnya mengikuti metode ilmiah. Penulisan yang baik dan benar, ditulis
dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung
dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah
penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi Jenis karangan semi ilmiah memang
masih banyak digunakan misal dalam opini, editorial, resensi, anekdot, hikayat,
dan karakteristiknya berada diantara ilmiah.
Ciri-ciri :
1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis,
lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2. Persuasif:
penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi
sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3. Deskriptif :
pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Kritik tanpa
dukungan bukti.
Contoh :
Manga, merupakan sebutan
untuk komik di Jepang. Tidak ada yang tahu secara pasti kapan komik masuk
pertama kali ke Jepang, tetapi pada mulanya komik Jepang adalah peniruan dari
film animasi Walt Disney oleh Ozamu Tezuka (1928-1989) dan merupakan cikal
bakal dari komik Jepang modern. Beliau mengekspresikan gerakan film-film
animasi Walt Disney ke dalam komik Jepang. Karya-karya beliau setelah akhir
perang dunia II membuka era baru untuk komik Jepang.
Karya Tulis Non-Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi
tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Karya Tulis
non-ilmiah bervariasi bahan topiknya, bersifat subyektif, tidak didukung fakta
umum, dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Bahasanya
mungkin kongkret atau abstrak, gaya bahasanya mungkin formal atau teknis,
formal atau populer.
Ciri-ciri karya tulis
non-ilmiah:
1. Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
2. Fakta yang disimpulkan subyektif,
3. Gaya bahasa konotatif dan populer,
4. Tidak memuat hipotesis,
5. Penyajian dibarengi dengan sejarah,
6. Bersifat imajinatif,
7. Situasi didramatisir,
8. Bersifat persuasif.
9. Tanpa dukungan bukti
Sifat karya non ilmiah:
1. Emotif, lebih merupakan refleksi dari sebuah
perasaan yang terkadang melampui kebenaran,
2. Persuasif, yaitu bersifat mempengaruhi pikiran
pembaca,
3. Deskriptif subjektif, dalam arti tidak didukung
oleh data dan fakta, dan
4. Terkadang over claiming. Karya-karya non ilmiah
ini terutama dapat dilihat dalam bentuk karya-karya seni, seperti cerpen,
novel, puisi, komik dan lain-lain yang semisalnya.
Macam-Macam Karya Non
Ilmiah:
1. Cerpen. Suatu bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat
dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.
2. Dongeng. Suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata,
diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral.
3. Roman. Sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaran yang
isinya melukisnya perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.
4. Novel. Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya
dalam bentuk cerita.
5. Drama. Suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan
oleh actor.
SIKAP ILMIAH
Sikap menurut Gagne adalah suatu kondisi yang internal. Sikap
mempengaruhi pilihan untuk bertindak. Kecenderungan untuk memilih obyek
terdapat pada diri pembelajar, bukan kinerja yang spesifik. Sikap juga
merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil tindakan. Dimana
tindakan yang akan dipilih, tergantung pada sikapnya terhadap penilaian akan
untung atau rugi, baik atau buruk, memuaskan atau tidak, dari suatu tindakan
yang dilakukannya.
Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk memilih sesuatu.
Efek sikap ini dapat diamati dalam reaksi pembelajar (positif atau negatif).
Sikap juga merupakan salah satu dari enam faktor yang memotivasi belajar. Sikap
dalam hal ini adalah suatu kombinasi, informasi, dan emosi yang dihasilkan di
dalam predisposisi untuk merespon orang, kelompok, gagasan, peristiwa, atau
obyek tertentu secara menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap mempunyai
pengaruh yang kuat terhadap perilaku dan belajar siswa, karena sikap itu
membantu siswa dalam merasakan dunianya dan memberikan pedoman kepada prilaku
yang dapat membantu dalam menjelaskan dunianya. Sikap juga membantu seseorang
merasa aman di suatu lingkungannya yang pada mulanya tampak asing. Sikap akan
memberikan pedoman dan peluang kepada seseorang untuk mereaksikan secara lebih
otomatis. Sikap akan membuat kehidupan lebih sederhana dan membebaskan
seseorang dalam mengatasi unsurunsur kepada kehidupannya sehari-hari yang
bersifat unik.
Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap diperoleh
melalui proses seperti pengalaman, pembelajaran, identifikasi, perilaku peran
(guru-murid, orang tua-anak). Karena sikap itu dipelajari, sikap juga dapat
dimodivikasi dan diubah. Pengalaman baru secara konstan mempengaruhi sikap,
membuat sikap berubah, intensif, lemah, ataupun sebaliknya. Sikap merupakan
proses yang dinamik, sehingga media, dan kehidupan seseorang akan
mempengaruhinya. Sikap dapat membantu personal karena berkaitan dengan harga
diri yang positif, atau dapat juga merusak personal karena adanya intensitas
perasaan gagal. Sikap berada disetiap orang sepanjang waktu dan secara konstan
sikap memepengaruhi perilaku dan belajar.
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang
ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap
ilmiah ini perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah, misalnya dalam
diskusi, seminar, loka karya, dan penulisan karya ilmiah. Sikap ilmiah yang
dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti.
Penjelasan sikap ilmiah
tersebut sebagai berikut:
- Mengenali fakta dan opini. Fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi .fakta
merupakan hasil pengamatan yang
telah di uji kebenarannya secara empiris. Sementara opini adalah
pendapat/pendirian pada umumnya , opini berkembang pada sebagian besar
masyarakat .seorang ilmuan harus membedakan fakta yang didukung dan fakta
karena kesepakatan umum.
- Menggunakan fakta sebagai argumentasi. Argumentasi adalah alasan untuk memperkuat atau
menolak suatu pendapat ,pendirian,atau gagasan. Alasan seorang ilmuan harus di dukung oleh data
.selain itu ,seorang ilmuwan harus mampu mengolah data menjadi informasi
yang berguna ,memiliki sifat /menerima saran orang lain.
- Berani dan santun dalam bertanya dan berargumentasi. Mengapa berani dan santun merupakan sikap ilmiah
yang harus dimiliki oleh ilmuwan? Pertanyaan ini berdasarkan dalam
fakta dan data .selain memiliki sikap santun dan berani dalam bertanya
,seorang ilmuwan harus memiliki sikap adil ,objektiv ,jujur ,bejerja keras
,dan cerdas, serta mau bekerja sama secara adil dan terbuka dengan orang
lain.
- Melakukan evaluasi diri. Seorang ilmuwan harus tau ,bahwa setiap ada
kelebihan pasti ada kekurangan. Kelabihan dan kekurangan tersebut dapat di
identivikasikan sebanyak mungkin .kelemehan-kelemahan hasil penelitian
dapat dijadikan sebagai tolok ukur bagi penyempurna’an penelitian
selanjutnya.
- Mengembangkan keingin tahuan. Mahluk hidup pasti sudah dibekali dengan hasrat
keingin tahuan. Dari kita masih kecil keingin tahuan sudah dapat dilihat dari kehidupan sehari
–hari. Yang memperlihatkan adanya masalah, menimbulkan rasa keingin tahuan manusia untuk
memperoleh jawaban dan pemecahannya.
- Peduli terhadap lingkungan alam,sosial,dan budaya. Pada umumnya ilmuwan menemukan masalah penelitian
dari lingkungan alam sekitarnya,ahli astronomi banyak menemukan masalahnya
ketika ia cakrawala ,bahkan seorang mungkin saja menemukan masalah yang
diteliti ketika ia tersandung batu saat berolah raga pagi karena batu
tersebut menarik perhatiannya. Seorang ilmuwan bebas memilih masalah
yang ditelitinya .walau demikian tidak boleh mengabaikan keadaan
lingkungan alam dan sekitarnya.
- Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan. Keputusan seorang ilmuwan harus dapat di pertanggung
jawabkan.
Sikap ilmiah dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
- Seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu terhadap sains sebagai suatu cara memandang dunia serta dapat berguna bagi pengembangan
karir di masa datang.
- Seperangkat sikap yang jika
diikuti akan membantu proses pemecahan masalah.
Untuk dapat melalui
proses penelitian yang baik dan benar, peneliti harus memiliki sifat – sifat
berikut ini:
a) Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat
pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang
kajiannya. Mengapa demikian? Bagaimana caranya? Apa saja unsur-unsurnya? Dan
seterusnya.
b) Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada
kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya
untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya,
kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
c) Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada
kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang
lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan
orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
d) Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada
kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
e) Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap
menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber
secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal
dari pernyataan atau pendapat orang lain.
f) Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini
menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau
pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil
yang ada.
g) Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan
dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan
bidang ilmunya.
Kebiasaan-kebiasaan yang bertentangan dengan sikap ilmiah harus
Anda buang jauh-jauh, misalnya sikap menonjolkan diri dan tidak menghargai
pendapat orang lain, sikap ragu dan mudah putus asa, sikap skeptis dan tak acuh
terhadap masalah yang dihadapi.
Prof harsojo menyebutkan enam macam
sikap ilmiah yaitu:
- Obyektivitas , dalam peninjauan
yang penting adalah obyeknya.
- Sikap serba relatif , ilmu
tidak mempunyai maksud mencari kebenaran mutlak, ilmu berdasarkan
kebenaran-kebenaran ilmiah atas beberapa postulat, secara priori telah
diterima sebagai suatu kebenaran. Teori-teori dalam ilmu sering untuk
mematahkan teori yang lain.
- Sikap skeptis adalah sikap
untuk selalu ragu-ragu terhadap pernyataanpernyataan yang belum cukup
kuat dasar-dasar pembuktiannya.
- Kesabaran intelektual , sanggup
menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah pada tekanan agar
dinyatakan suatu pendirian ilmiah , karena memang belum selesainya dan
cukup lengkapnya hasil dari penelitian , adalah sikap seorang ilmuwan.
- Kesederhanaan adalah sikap cara
berfikir, menyatakan, dan membuktikan.
- Sikap tidak memihak pada etik.
Sumber:
Terima kasih. Artikelnya membantu dalam mengerjakan tugas. :)
BalasHapusTapi, tidak memihak pada etik itu bagaimana maksudnya, Kak? Tolong diperjelas kembali agar tidak terjadi kesalahpahaman, terutama untuk anak-anak seperti saya. Semangat, Kak! :)