Vinsya
seorang remaja putri yang duduk di kelas 2 SMA. Hidupnya penuh dengan
kesempurnaan. Segalanya ia miliki. Harta, kecantikan, kepintaran, dan
sebagainya. “Multi Talent”. Sehingga ia pun banyak yang menyukainya. Tak
terkecuali bagi mereka sang putra-putra sekolah. Semua siswa mengenalnya tanpa
terlewatkan satu pun. “Hhaha.. Lebayy..”
Anak
tunggal yang tidak lain kesayangan kedua orang tuanya. Tapi hingga kini ada
satu hal yang cukup dianehkan. Secara seorang putri cantik kok nggak punya
pasangan. Aneh kan.. ^^
Tapi jangan salah. Itu bukan karena ada hal-hal aneh lohh!. Itu karena dia
bingung sih kayaknya. Eitts salah, bukan begitu. Yang benar karena ia merasa
dirinya sempurna seperti kebanyakan orang tau hingga ia kini merasa minder.
Aneh ya??. Ia bertekad untuk tidak mengisi hatinya dulu untuk pria hingga ia
lulus dan sukses dengan usahanya sendiri.
1 tahun pun berlalu. Vina lulus dan masuk ke salah satu Perguruan Tinggi Negeri
ternama di Indonesia.
Masa-masa
ospek yang dinantikan namun ditakutkan banyak mahasiswa baru pun tiba. Vinsya
memiliki banyak teman baru di kampusnya itu. Selain pintar, Vinsya pun memang
seorang yang pandai dalam bergaul. Sehingga beban ospek tidak terasa menakutkan
baginya.
Di hari kedua ospek itu yang berlangsung selama 5 hari, ia
datang telat. Bukan karena malas bangun. Tapi karena saat berangkat ia harus
mengantar ibunya yang mendadak harus dibawa ke rumah sakit. Yang membuat keadaan
makin memprihatinkan, para senior tidak menghiraukan alasan tersebut. “Nggak
kebayang kan??”
Namun dengan tenangnya Vinsya tetap tersenyum. Dan melakukan apa yang
diperintahkan oleh para senior tersebut. Vinsya tetap merasa happy meski
sebenarnya dalam hatinya memikirkan kondisi ibunya yang sakit. Vinsya belum tau
mengapa ibunya pingsan mendadak pagi itu. Sepulang ia ospek, Vinsya langsung
bergegas ke Rumah Sakit tanpa pulang ke rumahnya dulu.
“Vinsya..”,ucap sang dokter. “Ibumu tak apa. Semangatkan ibumu”, ucap dokter
itu lagi.
Mendengar
ucapan dokter tersebut Vinsya dapat bernafas lega. Tapi dia bingung, mengapa
masih ada sedikit perasaan mengganal di hatinya. Tapi ia tak ingin
memikirkannya berlebih dan langsung masuk ke kamar sang ibu dirawat.
Dengan wajah yang masih pucat pasi
ibunya memeluk Vinsya. Suasana haru pun menyelimuti kamar itu, yang saat itu
hanya ada Vinsya dan Tantenya yang membantu menjaga ibunya.
Beberapa hari pun berlalu. Ibunda
Vinsya akhirnya diperbolehkan pulang dan melewati rawat jalan. Namun, setelah
seminggu waktu berjalan, perasaan tak enak itu datang lagi. Ibu Vinsya masih
dalam kondisi yang lemah. Vinsya semakin tambah bingung. Ada apa ini
sebenarnya.
Dengan
rasa penasaran, Vinsya mencari tahu ke rumah sakit itu. Akhirnya sang dokter
yang merawat ibu Vinsya berkata jujur. Vinsya sedih yang teramat pada saat
mendengar berita bahwa ibunya terkena kanker darah. Diperkirakan ibunya itu
tidak akan bertahan hidup lama lagi. Vinsya bergegas pulang sambil menangis
sepanjang jalan.
Dia
bingung, sedih, dan tak tahu harus berbuat apa. Segala usaha akhirnya ia lakukan
agar sang ibu sembuh dan dapat sehat kembali. Vinsya tak ingin merasa
kehilangan seperti 5 tahun sebelumnya yang ia harus mengetahui sang ayah telah
brcerai dengan ibunya. Sedikit waktu pun tak ayahnya sempatkan untuk menjenguk
ibunya. Vinsya yang saat itu mesti mengikuti UTS di perkuliahannya, akhirnya
mengundurkan diri dari kampusnya untuk merawat sang ibu. Tak ada satu pun teman
Vinsya yang mengetahui berita atas mundurnya dari kampus.
Vinsya
akhirnya tak melanjutkan perkuliahannya. Dan sebagai penghasilannya, ia membuat
kue-kue seperti yang telah ibunya ajarkan kepadanya.
“Sya,
kamu tak usah terlalu mengkhawatirkan ibu. Kuliah saja”, ucap ibu. Mendengar
ibunya berkata seperti itu Vinsya malah semakin bergigih tidak akan melanjutkan
kuliah dan akan tetap berjualan kue untuk biaya ibunya. Tak dapat dibayangkan
bahwa seorang gadis cantik yang memiliki segalanya itu kini harus hidup dengan
segala yang menyedihkan itu. Tapi tak sedikit pun Vinsya merasa kini dia
kekurangan. Malah dia bangga dengan dirinya.
Sang
ibu makin terharu. Vinsya kini telah menjadi dewasa dan mungkin akan bisa hidup
sendiri suatu saat nanti. Setiap hari ia mengantarkan kue-kue untuk dititipkan
di toko-toko atau warung-warung di sekitar daerah rumahnya. Suatu ketika,ia
menerima pesanan kue yang sangat banyak. Ia senang sekali karena uang untuk
ibunya berobat akan semakin banyak, ia bersemangat mebuat kue itu.
Kue
pesanan yang telah ia buat dengan kegigihannya akhirnya jadi. Dan ia antarkan
ke pemesan. Ia kaget karena saat mengantar kue tersebut, ternyata yang
memesannya adalah keluarga Vino, teman kampusnya.
“
Kamu kemana aja, Sya? Selama satu tahun aku dan teman-teman mencarimu”, ucapnya
sambil menerima kue itu. Vinsya kaget
dan ia langsung bergegas pergi.
Vino
mengejarnya. Namun Vinsya sudah mengilang.
Pertemuan
itu membuat Vino dan teman-temannya
terkejut. Penampilan Vinsya kini berbeda dengan sebelumnya yang biasa terlihat
cantik dengan style yang feminim. Karena mereka kangen Vinsya, mereka pun gigih
mencari tahu tentang Vinsya.
Suatu ketika Anita teman sekelasnya
melihat dan bertemu dengan Vinsya. Vnsya mau bertegur sapa dengan Nita, namun
tetap ia tidak menceritakan apa yang terjadi dan dia tetap berlaku seperti tak
terjadi apa-apa dengannya. Namun pertemuan itu tak berlansung lama dan mereka
pun berpisah. Dengan senangnya Nita langsung memberikan kabar ini pada Vino dan
bergegas mereka kembali ke tempat itu dengan tujuan dapat bertemu dengan
Vinsya.
Hari demi hari berlalu, namun Vino
dan teman-teman Vinsya tetap tidak bertemu-bertemu dengan Vinsya. Sampai
akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti mencari tahu semua yang terjadi.
Mereka pun pergi dari tempat itu. Saat perjalanan pulang ke kampus, mereka
bertemu dengan seorang wanita yang sedang duduk di pinggir jalan. Vino yang
sedang mengendarai mobilnya tidak sadar bahwa itu adalah Vinsya karena dengan
keadaannya yang sangat benar-benar berbeda dengan pertemuan terakhirnya. Namun
karena mereka merasa kasian dengan wanita itu, akhinya mereka turun dan berniat
membatu wanita yang sedang sedih di pinggir jalan itu.
Terkaget-kagetnya mereka saat
melihat wajah wanita itu. Vinsya pun kaget. Dengan cepat Vino memegang tangan
Vinsya untuk menahan Vinsya yang ingin pergi lagi.
“Ada apa sih sebenernya sama kamu?”,
ucapnya Vino kepada Vinsya.
Suasana itu pun berubah jadi suasana
yang mengharukan. Mereka akhirnya menyingkir ke taman untuk saling membicarakan
untuk cerita yang sebenarnya. Dengan leluasa akhirnya Vinsya bercerita kepada
teman-temannya termasuk Vino. Semua dijelaskannya dan yang lain mendengarkannya
sambil menangis. Mereka yang mendengarkan cerita itu menyayangkan mengapa
Vinsya bisa sampai berfikir seperti itu. Nita, Vino dan yang lainnya tak pernah
memandang Vinsya dengan segala kelebihannya. Meraka berteman karena mereka
merasa cocok satu sama lain dan merasa seperti keluarga. Akhirnya masalah pun
selesai dan mereka berpelukan untuk menandakan masalah ini yang telah berakhir.
Dan akhirnya mereka semua bersama-sama ke rumah Vinsya untuk bertemu dengan ibu
Vinsya. Kini mereka saling membantu dan hidup susah dan suka bersama dengan
persahabatan yang kekal.
***TAMAT***